Pupuk
organik cair merupakan larutan yang terbuat dari bahan organik atau makhluk
hidup yang telah mati. Bahan organik akan mengalami pembusukan oleh
mikroorganisme sehingga fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk ini digunakan untuk
menyuburkan tanaman karena kandungan nutrisinya cukup lengkap (mengandung hara
makro dan mikro esensial bagi tanaman). Pupuk cair juga dapat dimanfaatkan
sebagai aktivator untuk membuat kompos
pemupukan kimia mampu meningkatkan
produksi. Namun pemakaian pupuk kimia secara terus menerus berakibat buruk pada
kualitas tanah, kondisi tanah menjadi keras, tanah menjadi rusak, pH tanah
menurun, tanah semakin miskin unsure hara makro dan mikro, tidak semua pupuk
dapat di serap tanaman, terdegradasi struktur tanah dan berkurangnya
mikroorganisme didalam tanah. Hal ini menjadi permasalahan bagi petani untuk mengatasi permasalah ini yang bersifat
berkelanjutan. Dalam permasalahan ini, pengomposan jantung pisang dapat digunakan
untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Berdasarkan data rata-rata produksi
pisang selama tahun 2017, terdapat 5 (lima) provinsi sentra produksi pisang di
Indonesia yang memberikan kontribusi terbesar. Provinsi tersebut adalah Jawa
Timur, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Limbah pisang tahun
2017 di lima provinsi yang ada di Indonesia khususnya provinsi Sumatera Utara
menduduki peringkat kelima terbesar setelah Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung,
dan Jawa Tengah. Luas panen pisang di Sumatera Utara pada tahun 2017 seluas
1.286 ha dengan produksi 150.691 ton dan menghasilkan limbah jantung pisang
sebesar 8.740 ton. Namun peningkatan limbah jantung pisang tidak sebanding
dengan pengelolaannya, sehingga limbah jantung pisang terbuang begitu saja. Ini
terjadi dikarnakan kurangnya pengetahuan masyarakat luas akan fungsi dan
manfaat dari jantung pisang itu sendiri. Sehingga jantung pisang lebih banyak
terbuang sia sia tanpa berguna sedikit pun.
Dari seluruh bagian tanaman pisang,
buah pisang dan daun pisanglah yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Pada
fase pembungaan dan pembuahan, setelah pembentukan sisir pisang yang terakhir,
kemudian dilakukan pemotongan bunga (jantung pisang). Dan biasanya bunga ini
langsung dibuang karena dianggap limbah. Padahal jantung pisang memiliki unsur
hara yang sangat bagus untuk tanah.
Sementara itu salah satu organ
tanaman pisang yang banyak memiliki potensi serta manfaat yang baik untuk
tanaman yaitu jantung pisang. Sampai saat ini jantung pisang belum banyak di
gunakan sebagai sumber pupuk organik cair. jantung pisang banyak mengandung zat
gizi sehingga sering digunakan sebagai bahan makanan seperti dendeng jantung
pisang, bakso jantung pisang . Setiap 100 gram jantung pisang mengandung 31
kkal, protein 1.2 g, lemak 0.3 g, karbohidrat 7.1 g, kalsium 3.0 mg, fosfor 50
mg, zat besi 0.1 mg, vitamin A 170 mg, vitamin B1 0.05 mg, vitamin C 10 mg, air
90.2 g dan BDD 25% .
Berikut
ini cara membuat nutrisi atau pupuk organik cair dari jantung pisang:
- Siapkan bahan jantung pisang dan gula
merah dengan perbandingan yang sama atau 1:1 (1 kg jantung pisang: 1 kg gula
merah). Iris jantung pisang dengan pisau menjadi bagian-bagian kecil, kemudian
gula merah disisir untuk menjadi lebih halus. Teknik pengirisan jantung pisang
adalah searah dengan arah panjangnya, tidak dengan cara memotong jantung
pisang.
- Masukan jantung pisang dan gula merah
yang telah diiris ke dalam baskom, kemudian campur dan remas kedua bahan
tersebut dengan tangan hingga mengeluarkan air.
- Bahan yang telah diremas bersama dengan
airnya kemudian dimasukan ke dalam toples plastik, tutup toples menggunakan
kertas buram atau kertas berpori dan ikat dengan karet. Setiap toples plastik
cukup diisi 1/3 bagiannya, hal ini dilakukan untuk memaksimalkan proses
fermentasi.
- Simpan toples yang telah tertutup rapat
di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung, lama
penyimpanan selama 7 hari untuk proses fermentasi secara alami.
- Setelah 7 hari buka toples dan lakukan penyaringan untuk memisahkan larutan hasil fermentasi dengan ampas jantung pisangnya. Larutan yang telah disaring siap digunakan dicampur dengan air biasa untuk menyemprot tanaman.
Penggunaan EM4 memiliki peran yang
besar baik dalam proses pengomposan yang dilakukan maupun pada lahan yang akan
digunakan. Penggunaan EM4 dapat meningkatkan kualitas tanah dengan meningkatkan
zat hara yang ada dalam tanah yang dicampur dengan cairan yang satu ini. Tidak
hanya itu, bakteri yang terdapat pada EM4 juga berfungsi untuk mengikat
nitrogen dan menyerap fosfat yang dibutuhkan oleh tanaman agar tumbuh lebih
optimal.mikroorganisme dalam EM4 juga akan merangsang perkembangan
mikroorganisme yang muncul dari bahan baku sehingga mikroorganisme yang
melakukan proses dekomposisi lebih banyak. Kemampuan EM4 mempercepat proses
dekomposisi bahan kompos mengakibatkan tumpukan kompos menjadi turun.
Dari beberapa penelitian, Kandungan
nutrisi dari jantung pisang segar seberat 100 gr adalah 31 kkal, protein 1.2 g,
lemak 0.3 g, karbohidrat 7.1 g, kalsium 3.0 mg, fosfor 50 mg, zat besi 0.1 mg,
vitamin A 170 mg, vitamin B1 0.05 mg, vitamin C 10 mg, air 90.2 g. Dari semua
kandungan yang dimiliki kompos jantung pisang ini, sangat baik bagi pertumbuhan
tanaman.
Dengan mengaplikasikan pupuk organik
cair jantung pohon pisang pada tanaman diharapkan penggunaan pupuk anorganik
berupa Urea dapat terkurangi sehingga biaya budidaya tanaman padi mahal.Jantung
pohon pisang untuk pupuk organik cair dapat membantu dalam pemupukan tanaman
karena banyak mengandung unsur hara bagi tanaman dan juga dapat memperbaiki
struktur tanah serta ramah lingkungan.